Selamat datang di Balai Belajar Masyarakat....

Balai Belajar Masyarakat (BBM) mengajak belajar dan terus belajar.

Selasa, 20 September 2011

Gajah Pun Harus Belajar agar Menjadi Pintar

Oleh : Cahyadi Takariawan

Dimana para gajah mesti belajar ? Syukurlah, di ujung selatan Sumatera, sekitar 110 km dari Bandar Lampung, terdapat sebuah sekolah untuk para gajah dan anak-anak mereka. Tentu saja gratis. Para gajah yang ingin sekolah tidak perlu membayar, karena semua ditanggung negara lewat dana APBN. Bahkan mereka diberikan makan yang sangat mencukupi.
Way Kambas namanya, merupakan salah satu cagar alam tertua di Indonesia. Di lahan seluas 1.300 km persegi ini, terdapat sekitar 200 gajah Sumatera (elephas maximus sumatranensis). Gajah ini menjadikan cagar alam Way Kambas sebagai rumah mereka, dan sekaligus tempat bagi sebagian dari mereka untuk menempuh pendidikan serta pelatihan.
Gajah Sumatera merupakan salah satu dari tiga subspesies yang diakui sebagai gajah Asia dan asli Pulau Sumatera. Gajah Sumatera merupakan gajah terkecil dari gajah-gajah yang ada di Asia dengan ketinggian bahu berkisar antara 2 sampai 3,2 m.
Pada tahun 1978, kawasan Way Kambas diusulkan menjadi Taman Nasional dengan surat keputusan sementara tahun 1989 dan surat keputusan akhir tahun 1997. Sementara, Pusat Pelatihan Gajah Way Kambas resmi didirikan tahun 1985. Semenjak berdirinya sekolah gajah ini, telah berhasil mendidik 290 gajah.

Gajah-gajah yang telah belajar di Way Kambas, dapat dijadikan sebagai gajah tunggang, dapat pula melakukan berbagai atraksi, atau sebagai angkutan kayu dan bajak sawah. Di sekolah gajah ini, dapat disaksikan atraksi gajah main bola, joget dangdut, berjabat tangan, memberi hormat, mengalungkan bunga, tarik tambang, berenang, melukis, lomba berenang, memutar dan berdiri di atas tonggak, goyang dangdut, bermain harmonika, bola keranjang, melangkahi orang, menjadi fotomodel, bermain ayunan dengan belalainya, dan masih banyak atraksi lainnya.
Luar biasa para pendidik gajah ini. Mereka telah berhasil mencetak gajah liar menjadi gajah yang pintar. Kini mereka bergabung dalam Forum Komunikasi Mahut Se-Sumatera, agar bisa saling bertukar ilmu serta pengalaman dalam melatih gajah. Konon, para pelatih gajah dari Indonesia sudah terkenal kehebatannya dalam mendidik para gajah.
Ada sebuah kisah yang jangan pernah dipercaya kebenarannya. Konon, tiga orang pelatih gajah tingkat dunia diadu kepiawaiannya dalam mendidik gajah. Satu pelatih gajah dari India, satu dari Thailand, dan satu dari Indonesia. Di hadapan para juri, mereka diharuskan menunjukkan kemampuan dalam menundukkan satu gajah liar.
Pertama, juri meminta para pelatih membuat gajah bisa duduk. Pelatih dari India langsung mengeluarkan seluruh kemampuannya, namun gajah tetap tidak mau duduk. Pelatih dari Thailand langsung menunjukkan kehebatannya, namun tetap tidak bisa membuat gajah tersebut duduk. Kini giliran pelatih asal Indonesia.
Berkelabat cepat ia berlari mengelilingi gajah, dan sampai di dekat telinga gajah ia berbisik, “Kalau gak mau duduk, kamu akan dimasukkan ke hutan Indonesia”. Dengan cepat, gajah ini langsung duduk. Ia takut dimasukkan hutan Indonesia yang penuh pembalakan liar, penggundulan hutan, pembakaran hutan dan alih fungsi hutan lindung menjadi kawasan industri.
Para penonton bertepuk tangan riuh melihat kehebatan pelatih Indonesia. Para juri memberikan instruksi berikutnya. Para pelatih harus bisa membuat gajah bisa menggeleng. Pelatih dari India berusaha lebih keras, namun ternyata gagal. Pelatih dari Thailand, semakin serius berusaha, namun juga gagal. Mereka berdua tidak berhasil membuat gajah itu menggeleng. Tiba giliran pelatih dari Indonesia.
Berkelebat cepat ia berlari mengelilingi gajah. Sampai di dekat telinga gajah ia kembali berbisik, “Cepat jawab, kamu mau dimasukkan ke hutan Indonesia apa tidak ?” Cepat-cepat si gajah menggeleng !
Para penonton bersorak sorai dan bertepuk tangan sangat meriah melihat kehebatan pelatih gajah dari Indonesia. Para juri akhirnya membuat keputusan bulat, pemenangnya adalah pelatih dari Indonesia. Konon, rahasia kehebatan pelatih gajah Indonesia ini belum pernah diketahui oleh pelatih gajah dari negara lain sampai sekarang.
Ah, itu cuma cerita dari dunia politik. Namun lihatlah di Way Kambas. Pendidikan telah berhasil mencetak gajah yang pintar, terampil dan terdidik. Semula mereka adalah gajah liar yang kerap merusak lahan pertanian penduduk. Kini mereka menjadi gajah yang demikian manis dan menyenangkan semua orang yang melihatnya.
Ajaib. Proses pendidikan telah membuat gajah liar “menjadi” gajah pintar, terampil dan terdidik. Pendidikan memang merupakan kunci dari semua perubahan. Jika masih banyak manusia Indonesia yang liar, tidak bisa diatur oleh hukum, tidak amanah, menandakan belum terdidik dengan baik. Kalah oleh gajah liar ?
Jika masih banyak masyarakat Indonesia merusak hutan, mencuri kayu hutan, melakukan penggundulan hutan, melakukan pembalakan liar, melakukan pembakaran hutan, berkolusi untuk melakukan alih fungsi hutan, menandakan mereka belum terdidik dengan baik. Mereka perlu disekolahkan ke Way Kambas bersama para gajah liar, mungkin di sana mereka cepat menjadi orang baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar