Selamat datang di Balai Belajar Masyarakat....

Balai Belajar Masyarakat (BBM) mengajak belajar dan terus belajar.

Sabtu, 27 Agustus 2011

Tidak Pernah Terlambat untuk Menjadi Sarjana

Oleh : Cahyadi Takariawan


Tidak pernah terlambat untuk menuntut ilmu dan menjadi sarjana. Ungkapan ini rupanya benar-benar diterapkan oleh seorang nenek berusia 94 tahun, Hazel Soares. Warga kota San Leandro, California, Amerika Serikat (AS) ini adalah satu dari sekitar 500 lulusan Mills College yang berhasil meraih gelar sarjana. Upacara kelulusan berlangsung pada Sabtu, 15 Mei 2010, dengan diselingi pidato dari ketua DPR AS, Nancy Pelosi. 
“Perlu waktu lama (untuk lulus) karena saya sangat sibuk,” kata Soares. “Akhirnya saya berhasil mencapainya dan membuat saya merasa sangat puas,” lanjut sarjana sejarah seni ini. Soares, ibu enam anak dan nenek dari 40 cucu dan cicit, berhasil menyelesaikan studi di perguruan tinggi. 
Soares lahir di Richmond, California pada tahun 1915, ia mengatakan ingin kuliah setelah lulus dari sekolah menengah atas Roosevelt di Oakland pada 1932, saat sedang terjadi Depresi Besar. “Kecuali kita dapat bantuan dana, sangat mustahil bisa kuliah,” kata Soares. “Tapi keinginan saya untuk kuliah tidak pernah lenyap,” lanjutnya.


Soares menikah dua kali, membesarkan enam anak dan bekerja sebagai perawat dan event organizer sebelum pensiun lalu memutuskan mengejar cita-citanya, yakni memperoleh pendidikan di bangku kuliah. Soares mendaftar di Mills College pada 2007. 
“Kami sangat kagum dan bangga pada ibu,” kata Regina Hungerford, anak terakhir Soares. “Pelajaran paling penting bagi kita semua adalah bahwa kita tidak pernah terlalu tua,” lanjutnya. Soares sendiri berharap dengan gelar sarjana ini dia bisa menjadi pemandu di sebuah museum di wilayah San Francisco Bay.
Satu lagi seorang nenek, Nola Ochs (OAKS) dari Kansas, menempati posisi sebagai orang tertua saat lulus dari Fort Hays State University tiga tahun lalu pada usia 95 tahun, menurut Guinness Book of World Records. Ochs, kini 98 tahun, baru-baru ini juga menerima gelar master di bidang studi liberal dari Fort Hays. 
Dia kuliah satu kelas dengan cucunya yang berusia 21 tahun. Berjalan di kampus dengan rambut putih dan keriput,  Nola menjadi sangat populer di kampus. Teman kelas memberi dia kejutan ketika berultah yang ke 95. Selama kuliah dua semester, nenek Nola mendapat IPK 3,7 dan menyelesaikan lebih dari 100 paper dan esai. Profesornya memberi nila A plus terhadap salah satu paper Nola dan menjadikannya sebagai contoh bagaimana membuat paper yang baik. Pada saat wisuda sarjana 14 Mei 2007, hadir 35 anggota keluarga nenek Nola dengan kaos bertuliskan “Nola’s #1 Fan”. Ijazah sarjana Nola Ochs langsung diberikan oleh Gubernur Kansas, Kathleen Sebelius.
Ada lagi yang lebih tua dari mereka berdua. Leo Plass, kakek berusia 99 tahun keluar dari perguruan tinggi selama masa Depresi Besar (Great Depression) tahun 1932 untuk bekerja, tapi kini meraih gelar sarjana. Leo Plass, pria asal Redmond, Oregon, Amerika Serikat itu berhasil meraih gelar sarjana dari Eastern Oregon University, La Grande, pada 11 Juni lalu dalam usia 99 tahun.
Ketika Eastern Oregon University, dulu bernama Eastern Oregon Normal School, memeriksa skripsi Leo, mereka baru menyadari bahwa berdasarkan ketentuan yang baru ternyata Plass memenuhi syarat untuk meraih gelar sarjana. Jadilah Leo diwisuda dan mungkin menjadi wisudawan tertua di dunia.
"Saya hanya butuh waktu 80 tahun untuk menyelesaikan kuliah," kata Leo berkelakar kepada Reuters, Kamis (17/6). "Mereka membawa saya keliling kampus. Ya ampun, semuanya sudah berubah," kata Leo saat wisuda. Leo Plass yang akan berusia 100 tahun pada 3 Agustus 2011 mengaku tidak memiliki keinginan atau rencana khusus untuk meniti karier lain dengan gelar barunya tersebut. 

diolah dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar