Selamat datang di Balai Belajar Masyarakat....

Balai Belajar Masyarakat (BBM) mengajak belajar dan terus belajar.

Minggu, 08 April 2012

Delapan Kesalahan Organisasi

Oleh : Cahyadi Takariawan

Anda aktif dalam kegiatan organisasi? Kadang kita mengalami kebosanan melihat dinamika organisasi yang “begitu-begitu saja”, bahkan tampak mandeg. Terutama untuk organisasi yang sudah tua atau sudah lama berdiri, sering mengalami kejumudan, kelambanan dan bahkan disorientasi.
Para pengurus sampai kepada kesimpulan harus ada perubahan besar untuk menyegarkan organisasi. Visi perubahan dicanangkan, berbagai program digariskan, agar organisasi bisa segar dan kembali dinamis. Jika organisasi mengalami penyegaran, maka produktivitas hasil pasti akan meningkat bahkan berlipat.
Namun, keinginan melakukan perubahan besar dalam oirganisasi tidak selalu bisa berjalan mulus. Bahakan kadang tidak bisa dilaksanakan, akhirnya organisasi kembali kepada keadaan semula dan tidak mengalami perubahan yang berarti. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Jika kita pinjam istilah John P. Kotter (1996) dalam bukunya "Leading Change" ada delapan kesalahan yang sering dilakukan pemimpin dan anggota, yang menyebabkan organisasi  mengalami kegagalan dalam melakukan perubahan besar. Delapan kesalahan tersebut adalah :
 
1.    Membiarkan rasa puas diri yang berlebihan. Organisasi membiarkan para staf berada dalam zona nyaman terus menerus.
2.    Gagal membentuk tim pengarah reformasi yang kuat. Perubahan didelegasikan terlalu jauh dan tim pengarah reformasi tidak mampu menjalankan peran dengan baik.
3.    Menganggap remeh kekuatan suatu visi. Organisasi tidak percaya kekuatan suatu visi, sehingga tidak cukup meluangkan waktu untuk membuat visi yang jelas. Visi hanya dianggap sekedar suatu pernyataan. Sekedar formalitas belaka.
4.    Visi tidak dikomunikasikan dengan baik. Organisasi telah mencanangkan visi, namun tidak dikomunikasikan dengan baik dengan seluruh elemen yang terkait di dalamnya.
5.    Membiarkan rintangan yang menghadang pencapaian visi. Struktur organisasi, uraian jabatan, sistem penilaian prestasi serta mekanisme kenaikan gaji dan reward seringkali menjadi habitat yang buruk untuk hidupnya visi yang baru.
6.    Gagal mendapatkan kemenangan jangka pendek. Perubahan yang mendasar memerlukan waktu yang panjang. Dalam menjalaninya perlu dibuat sasaran-sasaran antara yang memungkinkan seluruh elemen merasa mencapai suatu keberhasilan dan berhak merayakannya sebagai kemenangan. Tanpa kemenangan jangka pendek, para staf akan frustasi dan gagal mencapai perubahan besar.
7.    Terlalu cepat menyatakan kemenangan akhir. Suatu perubahan yang telah dicapai umumnya masih labil. Mudah sekali untuk kembali ke keadaan semula. Jika kemenangan akhir dinyatakan terlalu dini dan hasil perubahan tidak dijaga dengan baik, kembalinya perubahan yang telah terjadi ke kondisi semula sangat mungkin terjadi.
8.    Gagal membakukan perubahan ke dalam budaya organisasi. Budaya organisasi diyakini sebagai kumpulan perilaku-perilaku yang ditunjukkan oleh seluruh elemen organisasi dalam kegiatan sehari-hari. Jika perubahan tidak dapat diabadikan ke dalam perilaku organisasi sehari-hari, maka lambat laun perubahan yang telah dicapai akan memudar.
Untuk itulah peran pemimpin dan kepemimpinan harus semakin jelas agar bisa menghindarkan kegagalan organisasi. Jika organisasi gagal melakukan perubahan, pada titik tertentu akan semakin menimbulkan ketidakpercayaan bahkan keputusasaan dari para pengurus dan anggota. Hasilnya sudah bisa diduga, kehancuran organisasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar