Selamat datang di Balai Belajar Masyarakat....

Balai Belajar Masyarakat (BBM) mengajak belajar dan terus belajar.

Sabtu, 31 Desember 2011

Syukuri Setiap Detik Waktumu seperti Tahun Baru

Oleh : Tri Hatmoko



Gegap gempita menyambut pergantian tahun makin meriah saja. Momentum itu seolah menjadi maha penting untuk dirayakan. Berbagai keramaian dirancang dan dibuat sesepektakuler mungkin. Gebyar nyala kembang api dan tiupan terompet seolah menjadi iringan yang wajib ada. Setiap orang seolah tak boleh berdiam tanpa acara yang bermakna. Bumbu – bumbu mistis menjadi penyedap pembenaran.

Apakah pergantian tahun memang sepenting itu dan harus disambut dengan kemeriahan yang demikian? Adakah yang memang sungguh berbeda di titik waktu pergantian tahun dengan waktu – waktu lainnya? Mungkinkah ini hanya sepotong waktu yang sengaja dipropagandakan demi keuntungan ekonomi?


Mari tengok sejenak ke ruang – ruang sunyi di rumah sakit. ICU, singgasana termulia, di mana Allah sering mengutus malaikatnya untuk datang menjemput umat terpilihnya untuk menghadap. Di ruang dingin dan sunyi itu. Setiap detik waktu begitu penuh harap dan syukur. Seditik waktu hidup begitu penuh air mata pujian syukur. Harapan dan kegembiraan membuncah seiring nafas masih boleh melekat di raga. Syukur tulus yang tak terlukiskan dengan kata. Hanya air mata yang bersumber dari kedalaman jiwa. Tanyakan ke pada alam, maka dia akan menjawab Isak tangis syukur itu lebih nyaring dan lebih merdu dari pada terompet juga pijar – pijar air mata lebih indah dari bunga – bunga dasyat kembang api perayaan tahun baru.

Juga tanyakan pada sesamamu, yang pernah mencicipi dasyatnya maut. Yang pernah tergetar lemas oleh sentuhan kematian. Adakah tahun baru lebih berarti dari detik – detik yang lain? Detik – detik di mana Tuhan mengijinkan raga tetap menghirup nafas? Detik – detik saat pagi menjelang, dan saat mata terbuka, alam kehidupan masih boleh dinikmati? Pasti jawabnya tidak. Tahun baru tak lebih dari waktu – waktu yang lain, yang juga layak disyukuri sama.

Gempita pergantian tahun boleh lah terus membahana. Tawaran kemeriahan dihadirkan di mana – mana. Semua menarik hati dan terasa luar biasa. Namun hendaknya kesadaran tetaplah mengawal hati dan rasa kita. Tipu daya di tebar, agar kita lupa. Lupa kalau waktu – waktu lain tak kalah berharga. Lupa bahwa kemeriahan yang dicipta hanya cari untung semata. Lupa bahwa kemeriahan itu tak sungguh bermakna bagi hidup kita.

Tahun baru bolehlah disambut dengan gempita. Namun hendaknya kita tak lupa diri. Kesadaran haruslah terus mengawal hati dan rasa. Agar syukur kita juga mengalir sepanjang waktu. Setiap detik, setiap menit dan setiap jam bersama hembusan nafas yang masih boleh kita nikmati. Syukur kita haruslah tak kalah dengan tangisan syukur di ruang – ruang ICU saat detik – detik maut menjauh, seiring menguatnya nafas kehidupan. Mari memaknai setiap detik waktu kehidupan kita, dengan penuh syukur dan gembira seperti perayaan tahun baru. 

Selamat Tahun Baru!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar